
Image: corbis.com
AMERIKA SERIKAT - Seorang mahasiswa Harvard Law School ditolak masuk Korps Umum Advokat Militer (Judge Advocate General/JAG) lantaran berganti kelamin. Meski sudah pernah memberikan jasa kepada militer Amerika Serikat (AS) di masa lalu, sang mahasiswa yang bernama Jack K ini, dinilai tidak memenuhi syarat.
Jack, yang diberhentikan secara hormat dari militer pada 2007 lantaran dikhawatirkan akan menjadi korban diskriminasi di tempat kerjanya, telah menjalani operasi ganti kelamin setelah menjalani operasi pengangkatan payudara.
Pihak militer beralasan orang dengan gangguan identitas jenis kelamin, diagnosa medis terkait dengan indvidu transgender, dan mereka yang secara fisik telah berganti, tidak layak untuk memberikan layanan kepada militer.
Selama ini, lesbian, gay, bisexual, transgender, & questioning (LGBTQ) mengidentifikasi banyak individu yang diberhentikan secara terbuka dari militer Amerika. Namun dengan pencabutan slogan "Don’t Ask, Don’t Tell" pada musim gugur lalu, mereka diizinkan untuk melayani di militer tanpa risiko dikeluarkan berdasarkan orientasi seksual.
Namun hal ini menjadi pengecualian bagi Jack, yang mengaku bergabung dengan militer adalah impiannya sejak kecil. "Ketika tumbuh dewasa, saya bermain game perang, menjadi tentara. Saya ingat saat umur delapan tahun dan mengambil buku dari perpustakaan tentang militer," kata Jack seperti dikutip dari Huffingtonpost, Rabu (11/5/2011).
Dulu, Jack dilatih sebagai petugas medis dan menjalani sekolah udara di Fort Benning, Georgia. Setelah lulus dari Universitas Nebraska pada 2006, Jack mendaftarkan diri ke Angkatan Darat. "Saya dilatih untuk melompat keluar dari pesawat. Ini sangat menyenangkan," kata Jack yang tidak mau nama belakangnya dipublikasikan untuk menghindari diskriminasi.
Saat bertugas di militer hingga dikeluarkan pada 2007, dia menutupi identitas dirinya. Ini akibat slogan "Don’t Ask, Don’t Tell". "Itu adalah pilihan yang palsu, Anda melayani di militer tetapi menyembunyikan orientasi seksual. Ketika Anda di militer, Anda diajarkan nilai-nilai, yang intinya adalah kejujuran dan integritas. Anda tidak bisa berbohong tentang bagian penting dalam hidup Anda," jelasnya.
Pada 2009, Jack mulai menjalani operasi transgender dan mengikuti terapi hormon serta pembedahan bagian atas tubuh. Jika Jack tidak dioperasi, tentunya dia tidak akan keluar dari militer. Meski saat ini tidak bisa menuwujudkan mimpinya, Jack tidak menyesali keputusannya.
"Saya tidak menyesal sekarang. Masih ada ruang bagi militer untuk berubah dan mengizinkan saya dan orang transgender lainnya untuk melayani," ujarnya.(rfa)
Jack, yang diberhentikan secara hormat dari militer pada 2007 lantaran dikhawatirkan akan menjadi korban diskriminasi di tempat kerjanya, telah menjalani operasi ganti kelamin setelah menjalani operasi pengangkatan payudara.
Pihak militer beralasan orang dengan gangguan identitas jenis kelamin, diagnosa medis terkait dengan indvidu transgender, dan mereka yang secara fisik telah berganti, tidak layak untuk memberikan layanan kepada militer.
Selama ini, lesbian, gay, bisexual, transgender, & questioning (LGBTQ) mengidentifikasi banyak individu yang diberhentikan secara terbuka dari militer Amerika. Namun dengan pencabutan slogan "Don’t Ask, Don’t Tell" pada musim gugur lalu, mereka diizinkan untuk melayani di militer tanpa risiko dikeluarkan berdasarkan orientasi seksual.
Namun hal ini menjadi pengecualian bagi Jack, yang mengaku bergabung dengan militer adalah impiannya sejak kecil. "Ketika tumbuh dewasa, saya bermain game perang, menjadi tentara. Saya ingat saat umur delapan tahun dan mengambil buku dari perpustakaan tentang militer," kata Jack seperti dikutip dari Huffingtonpost, Rabu (11/5/2011).
Dulu, Jack dilatih sebagai petugas medis dan menjalani sekolah udara di Fort Benning, Georgia. Setelah lulus dari Universitas Nebraska pada 2006, Jack mendaftarkan diri ke Angkatan Darat. "Saya dilatih untuk melompat keluar dari pesawat. Ini sangat menyenangkan," kata Jack yang tidak mau nama belakangnya dipublikasikan untuk menghindari diskriminasi.
Saat bertugas di militer hingga dikeluarkan pada 2007, dia menutupi identitas dirinya. Ini akibat slogan "Don’t Ask, Don’t Tell". "Itu adalah pilihan yang palsu, Anda melayani di militer tetapi menyembunyikan orientasi seksual. Ketika Anda di militer, Anda diajarkan nilai-nilai, yang intinya adalah kejujuran dan integritas. Anda tidak bisa berbohong tentang bagian penting dalam hidup Anda," jelasnya.
Pada 2009, Jack mulai menjalani operasi transgender dan mengikuti terapi hormon serta pembedahan bagian atas tubuh. Jika Jack tidak dioperasi, tentunya dia tidak akan keluar dari militer. Meski saat ini tidak bisa menuwujudkan mimpinya, Jack tidak menyesali keputusannya.
"Saya tidak menyesal sekarang. Masih ada ruang bagi militer untuk berubah dan mengizinkan saya dan orang transgender lainnya untuk melayani," ujarnya.(rfa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar